Kamis, 21 Juli 2011

Laporan dari larantuka: Program Sister Hospital "Patologi Klinik Unhas Benahi UTDRS"

dr. Reihana Samad
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemerintah Kabupaten Flores Timur melakukan melakukan peningkatan status RSUD Larantuka dari tipe D menjadi tipe C. Peningkatan status ini dilakukan bersaman dengan peluncuran program kerjasama antara RSUD. Larantuka dengan RSUP. Wahidin Sudirohusodo dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dengan nama “Program Sister Hospital”.

Dalam program kerjasama ini RSUD Larantuka menyiapkan fasilitas dan operasional sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan kewajiban pihak RSUP. Wahidin Sudirohusudo adalah mengirim dokterahli dan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan ponek 24 jam serta mentransfer pengetahuan kepada petugas rumah sakit Larantuka dan puskesmas di Kabupaten Flores Timur. 

Sementara itu Fakultas kedokteran Unhas berkewajiban menyiapkan tenaga dokter ahli senior yang di butuhkan RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk dikirim dan bertugas di RSUD. Larantuka serta menerima dan mendidik dokter umum dari RSUD Larantuka menjadi dokter spesialis. Untuk memperlancar pelayanan PONEK dan peningkatan kualitas pelayanan maka dibutuhkan dukungan penunjang dalam hal ini pelayanan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD-RS) yang bertugas dalam penyediaan darah transfusi yang aman dan berkualitas. Untuk tujuan tersebut bagian patologi klink FK Unhas mengirim tenaga residen untuk melakukan kegiatan pembinaan terutama dalam menyiapkan UTD RS. dr. Reihana Samad yang baru pulang dari RS. Larantuka mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan assessment terhadap kesiapan UTD-RS Larantuka dalam mendukung pelayanan PONEK. Selain itu juga melakukan supervise dan bimbingan teknis dan job training terhadap tenaga UTD di RSUD larantuka serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan pelayanan UTD baik dari segi manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), peralatan dan bahan habis pakai, upaya perlindungan diri, dan lain-lain.

Selama satu minggu (24 November– 1 Desember 2010) di RS. Laruntaka dr. Reihana mengatakan dalam laporannya bahwa kegiatan yang dilakukan belum sepenuhnya mengikuti prosedur karena keterbatasan peralatan dan bahan habis pakai. “ Petugas bahkan kadang tidak menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan kegiatan di UTDRS karena keterbatasan ini ,” ungkap Raehana. (ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar